Review Film Gie


Data / Identitas Film
Judul Film                   : Gie
Sutradara                     : Riri Riza
Penulis Naskah            : Riri Riza
Produser                      : Mira Lesmana
Pemain                        :
  •  Nicholas Saputra 
  • Jonathan Mulia
  • Lukman Sardi
  • Sita Nursanti
  • Wulan Guritno
  • Thomas Nawilis 
  • Christian Audi
  • Donny Alamsyah
  • Robby Tumewu
  • Tutie Kirana
  • Surya Saputra 
  • Happy Salma

Distributor                   : Sinemart Pictures
Durasi                          : 147 menit

Film Gie adalah film dokumenter seorang Soe Hok Gie, seorang aktifis mahasiswa dari Universitas Indonesia yang aktif mengikuti demonstran yang segala pemikiran, pendapat, dan gugatan yang gencar ia lancarkan berpengaruh bagi orang-orang di sekitarnya, terutama bagi bangsa Indonesia yang pada saat itu dilanda krisis dan berbagai masalah yang berkecamuk di mana-mana, juga seorang anak pecinta alam yang hobbynya menonton film dan mendaki gunung. Pemuda bernama lengkap Soe Hok Gie ini adalah seorang yang berpendirian kuat, pendiam tapi kritis, tidak mudah terpengaruh oleh siapapun, dia adalah seorang pemuda yang bercita-cita akan merubah negeri yang semakin kacau ini, negeri yang di dalamnya terdapat ketidakadilan yang merambah dimana-mana, menjadi Negara yang betul-betul dapat mewujudkan keadilan, persatuan, keamanan, dan kesejahteraan bagi rakyatnya.Dia dikenal sebagai pemuda yang kritis dalam melihat ketidakadilan di negeri ini, terutama pada masa pemerintahan Soekarno.

            Gie kecil dan dibesarkan di kawasan kebon jeruk, Jakarta. Di masa kecilnya, ketika dia masih duduk di bangku sekolah, dia dikenal sebagai anak yang kritis dalam memprotes dan menentang pendapat orang-orang di sekitarnya yang yang berbeda dengan pendapatnya, bahkan dengan gurunya sendiri. Dia di kenal sebagai orang yang keras kepala, berpendirian teguh, dan mempunyai alasan atas segala gugatan dan aspirasinya dibalik sifatnya yang kritis dan pluralis, pernah ia diancam tidak naik kelas karena dikelas Bahasa Indonesia dia debat dengan gurunya bahwa Penerjemah dan Penulis itu beda, dan dia menanyakan kenapa di puisi itu yang ditulis bukan penulisnya tetapi penerjemah. Dan menurut gurunya tidak ada yang mengenal siapa penulisnya tetapi yang dikenal adalah penerjemahnya, Gie kecil tidak terima dengan itu akhirnya dia mendebat dan diancam tidak naik kelas.

            Ketika beranjak menjadi mahasiswa, saat semua orang disibukkan oleh organisasi,  Gie tidak terlalu di sibukkan olehnya, dia asyik dengan hobinya yaitu menonton film dan mendaki gunung, padahal di kampus, di dikenal sebagai orang yang aktif dalam melancarkan berbagai aspirasi, gugatan dan pendapat mengenai kondisi negara  yang semakin kacau ini, namun ia hanya seorang demonstran yang tidak menduduki posisi penting di suatu organisasi.Dan itu tidak lantas membuatnya diam saja.

 Gie terus melancarkan aspirasi, gugatan dan pemikirannya, bagi dia hanya itu yang sementara dapat melakukan perubahan dalam memperbaiki kondisi Negara yang semakin kacau, dan dia tidak sendirian dalam berjuang, banyak orang-orang yang respon terhadap pemikirannya, menanggap positif segala pendapatnya, yang membuatnya menjadi sosok yang berpengaruh dalam menuju perubahan bangsa ini.

Dia adalah pemuda yang menganggap politik sebagai idealisme, berbeda dengan mereka yang menganggap politik sebagai alat atau sarana dalam memperoleh harta dan kekuasaan, pantaslah di sebut sebagai politik kotor, tidak mempedulikan bagaimana kondisi rakyat yang semakin melarat.


            Sampai pada suatu saat, ia bertemu dengan Han, teman akrab masa kecilnya dulu, ironisnya, ternyata Han adalah seorang yang terikat dengan PKI, dan dia mengajak Gie untuk bergabung dengannya, tapi Gie menolak, baginya semua organisasi dan gerakan membawa pada kebaikan dan perubahan, tapi tidak untuk komunisme. Ia menganjurkan Han untuk menjauhi dan meninggalkan PKI, tapi itu tak di gubris olehnya.Padahal, salah satu bentuk kehancuran yang melanda bangsa ini disebabkan oleh organisasi tersebut. Organisai yang tidak mengakui adanya tuhan ini, kerap meresahkan rakyat, dan melakukan pemberontakan dimana-mana.

            PKI adalah organisasi yang didirikan pada tahun 1920, adalah organisasi yang dalam menghadapi pemerintah colonial belanda dan fasisme jepang merupakan salah satu diantara kekuatan yang bersikap paling konsekwen, dan setelah tahun 1949,  PKI merupakan kekuatan yang aktif dalam menentang hasil-hasil konferensi meja bundar, PKI juga memberikan sumbangan yang penting dalam perjuangan nasional melawan gerakan-gerakan separatis kontra revolusioner.Karena perjuangan nasional melawan gerakan kontra revolusioner inilah yang menyebabkan banyak anggota PKI beserta simpatisan-simpatisannya ditangkap dan dieksekusi.  Singkatnya, sejarah PKI adalah sejarah panjang perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme, membuatnya semakin banyak orang yang mendukungnya, mendapat simpati dari rakyat, salah satunya Han, baginya hanya PKI lah yang mqmpu memberantas segala bentuk ketidakadilan dan kehancuran negeri ini.

            DI balik sisi baik PKI dalam melakukan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme, PKI adalah organisasi yang arogan, bahkan dikenal sebagai organisasi yang sadis. Didapati dalam suatu dokumen yang didalamnya menjelaskan bahwa PKI akan menempuh segala jalan, baik atau buruk untuk mencapai dan memenangkan tujuannya. Dan ironisnya, tiap-tiap rintangan yang menghambat atau mencoba menghalangi tujuan PKI harus di lenyapkan. Idealisme itulah yang membuat PKI organisasi yang harus dimusnahkan. Puncaknya pada tanggal 30 september 1965, hak-hak PKI mulai dibatasi, dan mulai dikucilkan oleh pemerintah pada saat itu, maka PKI mulai melakukan pemberontakan dengan menculik para perwira tinggi, para jenderal, lalu membunuhnya secara sadis, yang dikenal sebagai G30/SPKI.

Pada 30 September 1965, terjadilah penculikan para jendral Angkatan Darat. Sejak saat itu ketegangan semakin meningkat. Hingga akhirnya harga-harga melambung tinggi. Dalam pandangan GIe, ini sesungguhnya adalah taktik pemerintah untuk mengalihkan perhatian rakyat dari penumpasan komunis.

Mahasiswa UI saat itu bersatu, mereka berusaha meminta hak-hak rakyat dengan cara berdemo secara besara-besaran. Mahasiswa ini mengajukan tiga tuntutan kepada pemerintah yang dikenal sebai tritura. Tuntutan mahasiswa ini hingga Februari 1966 belum terpenuhi, bahkaan Presiden sendiri menegaskan bahwa tidak akan membubarkan PKI.

Mahasiswa berdemo lagi. Keadaan di masyarakat semakin kacau. Baru pada tanggal 11 Maret 1966, Supersemar seolah menjadi jawaban atas keadaan saat itu. Soekarno menyerahakan mandatnya kepada panglima angkatan darat Soeharto. Saat itulah sesungguhnya militer yang sebelumnya bersitegang dengan PKI mendapat kekuasaan.

Para anggota PKI pun diburu, ditangkap, disiksa dan dibantai. Gie yang bukan ‘kiri’ atau ‘kanan’ tersentil rasa sosialnya untuk menulis kesewenang-wenangan dan kebiadaban orde baru
            
Gie adalah salah satu tokoh yang sangat menyoroti tragedy G30/S/PKI, tragedy yang sangat memilukan dalam sejarah kelam bangsa Indonesia. Tapi tidak demikian halnya dengan mengungkapkan reaksi balik yang tidak kalah biadapnya dari gerakan 30 September 1965 yang menimpa orang dituduh anggota dan simpatisan PKI.Pembantaian, pemberangusan, penghilangan lawan politik yang sungguh biadap dan diliar batas-batas kemanusiaan.

            Setelah peristiwa mengenaskan itu, semua antek-antek PKI diburu dan ditangkap untuk dieksekusi, dan setelah peristiwa itu pula letnan jenderal Soeharto atas nama presiden/panglima besar ABRI/mandataris MPRS/pemimpin besar revolusi telah mengeluarkan surat keputusan tanggal 12 maret 1966 tentang pembubaran PKI, termasuk  semua bagian-bagian organisasinya, serta semua organisasi yang berlindung di bawahnya, dinyatakan bahwa PKI adalah organisasi yang terlarang.

            Tidak lama setelah itu pemerintahan Soekarno jatuh ke tangan Soeharto, setelah itu Soeharto menandatangani surat perintah sebelas maret, yang disebut sebagai supersemar. Tapi bagi Gie itu tidak berarti apa-apa, tidak membawa perubahan yang berarti bagi negeri ini Gie saat itu menganggap pemerintah Soeharto yang baru dibentuk merupakan antitesis dari pemerintahan Soekarno yang korup dan tidak berpijak pada realitas. Pemerintah Soekarno dan Soeharto memiliki cita-cita yang sama besarnya dalam mensejahterakan rakyat. Namun caranya berbeda. Dan disinilah subjektivitas Gie muncul.”jauh lebih mudah membuat sebuah monument dengan emas di puncaknya daripada membuat dan memperbaiki 1.000 kilometer jalan raya,” katanya menyinggung proyek monument nasional yang dibangun di zaman pemerintahan Soekarno.

            Gie menulis kritik-kritik yang keras di Koran-koran, bahkan kadang-kadang menyebut nama. Dia pernah mendapatkan surat-surat kaleng yang isinya memaki dan memojokkan dia, antara lain “Cina yang tidak tahu diri, sebaiknya pulang ke negerimu saja sana!” . Ibu Gie gelisah dan berkata “Gie, untuk apa semua ini? Kamu hanya mencari musuh saja, bukan mencari uang!”. Terhadap ibunya Gie hanya tersenyum dan berkata “ Ah, mama tidak mengerti”.

            Gie pernah berkata pada Arief, kakaknya, “akhir-akhir ini saya selalu berpikir, apa gunanya semua yang saya lakukan ini. Saya menulis, melakukan kritik kepada banyak orang yang saya anggap tidak benar. Makin lama, makin banyak musuh saya, dan semakin sedikit orang yang sependapat dengan saya, dan kritik yang saya lancarkan tidak mengubah keadaan. Jadi apa sebenarnya yang saya lakukan? Saya ingin menolong rakyat kecil yang tertindas, tapi kalau keadaan tidak berubah, apa gunanya kritik saya? Kadang-kadang saya merasa sangat kesepian.
           
            Dalam suasana inilah Gie meninggalkan Jakarta untuk pergi ke gunung semeru. Di puncak gunung tersebut, Gie meninggal pada tanggal 16 desember 1969.Salah satu fatwa yang pernah dikatakannya adalah “lebih baik diasingkan, daripada menyerah pada kemunafikan”, belajar dari seorang Gie yang perjuangannya dapat dikenang sepanjang masa, yang semangatnya harus dimiliki seiap pemuda bangsa yang cinta akan keadilan dan keharmonisan, yang senantiasa berkorban untuk Negara dan rakyatnya, demi mencapai Indonesia yang aman, nyaman, teratur, dan sejahtera.

Kelebihan :
  • Saya menyukai bagaimana cerita itu dikemas sesuai tahun cerita itu terjadi, seolah sutradara mengajak kita untuk merasakan keadaan pada tahun 1950 dimana Gie hidup ditambah dengan sound track yang digunakan menambah kesan Gie adalah anak pecinta alam dan ceita itu terjadi pada tahun 50-an 
  • Nicholas Saputra dan Jonathan Mulia memerankan peran sebagai Gie dengan baik.
  • Film Gie adalah film yang bertema tentang politik dan sejarah, tetapi sutradara menambahkan seditikit tentang asmara Gie. Sehingga membuat film ini tidak monoton
  • Di film Gie banyak sekali puisi-puisi karya Soe Hok Gie yang sangat saya sukai dan catatan harian Gie sebagai backsound untuk film Gie. bagi kalian yang menyukai karya sasta, Gie adalah tontonan yang menarik
Kekurangan :
  • ketidakjelasan kematian Soe Hok Gie dan keanehan pada beberapa bagian dari filmnya. Ketika Soe Hok Gie mendaki gunung untuk terakhir kalinya, seharusnya ia bersama teman-temannya. Tetapi, di film tersebut ia hanya sendiri. Di bagian ahkir filmnya, temannya Gie juga mempunyai surat yang ditulis untuk Ira, teman perempuannya Gie. Bagaimana temannya bisa mempunyai surat terahkir dari Gie jika ia tidak bersama dengan Gie ketika ia meninggal? Ini adalah keanehan dari film tersebut. Walaupun tidak mengubah inti dari cerita, penonton yang tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya terjadi akan bingung karena tidak dijelaskan mengapa temannya Gie bisa mempunyai surat terahkirnya jika ia tidak mendaki gunung bersamanya. Maka dari itu, ini adalah kekurangan karena film ini kurang tepat pada fakta yang sebenarnya terjadi dan mengakibatkan keanehan pada akhirnya

Buat kamu yang suka sama film yang berbau sejarah, nah film Gie ini cocok banget buat kamu. kenapa saya bisa bilang begitu ? karena film ini menceritakan tentang sejarah perjuangan Gie yang berani menyuarakan pendapatnya di zaman Revolusi :)

ini adalah salah satu puisi yang diciptakan oleh Soe Hok Gie











Latar Belakang

      Jendela merupakan sebuah tempat untuk bertukarnya gas karbon dioksida yang telah dibuang oleh tubuh kita dan gas oksigen yang dibutuhkan tubuh kita, jendela juga merupakan tempat masuknya udara atau angin yang bentuknya lebih besar dari pentilasi. Ketika kita memiliki sebuah rumah jendela merupakan komponen yang harus ada dan terpenting didalam bagian rumah, tanpa jendela rumah akan terasa pengap karena tidak aliran angin yang masuk.

Setiap orang didunia memiliki selera yang berbeda, apalagi dalam membangun rumah yang di inginkannya sesuai selera sang pembangun rumah. Di era tahun 2016  ini sudah banyak sekali model rumah yang sudah dibangun, mulai dari model klasik, vintage, minimalis, bahkan ada yang mengikuti model rumah kartun. Begitupun dengan bentuk kamar, setiap usia dan jenis kelamin memiliki bentuk kamar yang berbeda dan pastinya memiliki letak jendela yang berbeda.

Letak jendela yang terkadang berada diatas yang cukup tinggi terkadang menjadi kendala bagi sebagian orang yang memliki bentuk badan mungil atau anak kecil untuk membukanya agar oksigen dan karbon dioksda bisa masuk dengan bebas, juga di era yang serba modern ini menjadikan manusia ingin sesuatu yang serba praktis, salah satu contohnya adalah membuka jendela. Bagi sebagian orang yang memiliki pekerjaan yang jarak dari tempat kerja dan rumahnya cukup jauh dan ketika sampai dikamar, ingin langsung istirahat di kasur tanpa repot-repot untuk membuka jendela agar sirkulasi bisa masuk, dengan itu sang penulis mencoba untuk menggerakan jendela dengan tangan agar lebih praktis dan tidak menyulitkan bagi sebgaian orang yang memiliki badan mungil.


Dengan adanya jendela yang bisa digerakkan oleh tangan, sang penulis berharap dapat mengatasi kendala-kendela yang dialami bagi anak kecil, orang yang memiliki badan mungil, bagi orang yang ingin serba praktis akibat kelelahan dijalan, dan orang yang terlalu malas menggerakan badannya dipagi hari setelah bangun tidur. Dengan kendali jendela otomatis dengan sensor gerak ini kita hanya perlu menggerakan tangan kita untuk membuka dan menutup jendela yang berada dikamar, tanpa perlu kita meraih jendela yang letaknya tinggi untuk membuka jendela, juga tanpa perlu bersusah payah menggerakan badan kita yang sudah lelah akibat aktifitas seharian ke letak jendela berada, kita hanya perlu menggerakan tangan kita dari kasur untuk membuka atau menutupnya, pada pagi hari juga ketika kita bangun tidur, kita masih dalam posisi yang nyaman tiduran dan terlalu malas untuk membuka jendela karena masih sedikit mengantuk tetapi ingin menikmati udara pagi, kita hanya perlu menggerakan tangan kita untuk membuka jendela agar udara segar pagi hari bisa masuk dalam kamar dan membuat kamar kita menjadi lebih sejuk. Oleh karena itu dengan alasan dan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas dibuatlah  sebuah alat yang dinamakan “Kendali Jendela Otomatis dengan Sensor Gerak Berbasis Arduino Uno ”.

Jenis Paragraf yang dipakai pada Latar Belakang PI diatas adalah jenis paragraf Deduktif, karena paragraf pertama membahas masalah umum setelah itu di paragraf-paragraf akhir membahas yang khususnya.