Hari
ini hari pertamaku masuk sekolah kembali setelah libur pertengahan semester,
pagi ini matahari terik sekali membuat aku yang menaiki angkot ingin cepat
sampai karena dalam angkot semua keringat membanjiri tubuhku, ditambah lagi
hari itu angkot penuh sesak hingga aku
yang duduknya dipojokan angkot merasa tambah panas, belum lagi ada dua ibu-ibu
yang sedang bergosip membicarakan Ibu Ana tetangganya yang ketangkap basah
berselingkuh oleh suaminya, makin membuat telingaku semakin panas. Oh Cikarang
kenapa kau panas sekali. ( Paragraf / Alinea 1 )
Setelah
berpanas-panas dalam angkot akhirnya aku sampai disekolah tepat sekali gerbang
sekolah akan ditutup, teman-temanku yang lain berlari dari kelas mereka
masing-masing menuju halaman sekolah untuk melakukan upacara bendera pada hari
senin, begitupun denganku berlari menuju kelas untuk meletakkan tas dan
merapikan baju serta memakai atribut
seperti topi dan dasi agar aku tidak terkena sanksi apabila ada petugas yang
memeriksa kerapihan pakaian saat upacara bendera dilaksanakan. ( Paragraf / Alinea 2 )
Saat
itu aku berdiri dibelakang dia, iya dia. Dia yang sukses membuat hatiku
berdebar-debar, dia yang membuat semalaman aku tidak bisa tidur karena
memikirkan bagaimana aku harus bersikaf setelah aku mengutarakan perasaanku 2
minggu lalu tapi dia hanya dian dan tek merespon. Oke kalian boleh mengasihani
aku karena tak ada tanggapan dari dia, aku sadar dia yang aku cintai sudah
memiliki kekasih dan bahkan kekasihnya lebih cantik dari aku yang buruk rupa. tak
apa aku memang harus dikasihani. ( Paragraf / Alinea 3 )
Dia
berdiri dengan gagahnya menjulang tinggi dihadapanku, kulitnya yang putih merah
karena terkena sinar matahari yang terik pagi ini, dari belakang saja dia
tampak tampan bagiku, aku hanya bisa mengaguminya dari belakang sampai-sampai
aku tidak menyadari keringat meluncur deras dari dahi, badan karena
terpesonanya dengan dia, aduhai ganteng sekali dia pagi ini. Begitu terpesonanya
aku karena dia. ( Paragraf / Alinea 4 )
Setelah
upacara selesai anak-anak termasuk aku memasuki kelas untuk melakukan belajar
mengajar seperti biasa tapi dikelasku guru belom datang bahkan tadi di upacara
aku belom melihat batang hidungnya, apakah beliau sakit ? ( Paragraf / Alinea 5 )
Suasana
bising dikelas membuat aku yang mengantuk tidak bisa tidur, sejujurnya aku
lelah akibat semalaman aku terlalu banyak berfikir bagaimana hari esok, tapi
kelas bising ini tidak mau membiarkanku untuk beristirahat sejenak, dan bahkan
hingga bel pulang sekolah guruku belum menampakkan hidungnya. Percuma saja aku
ke sekolah kalau aku tidak belajar mengajar. Tapi tunggu, tidak percuma karena
setelah 2 minggu libur aku bisa melihatnya, meskipun melihatnya dari belakang
punggungnya yang tinggi, tegap dan lebar. ( Paragraf / Alinea 6 )
0 komentar:
Posting Komentar