Task Analysis ( Tugas Menganalisis )
Pada tugas analisis ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk menghasilkan tugas analisis yang baik, benar dan berguna. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Overview
Overview atau dalam bahasa indonesia adalah peninjauan luas dari masalah yang akan kita analisis. pada proses peninjauan luas ini kita harus lebih memahami bahan yang akan kita analisis, dan untuk lebih mudah kita gunakan rumus dari Bahasa yaitu : 5W+1H
Apa yang terjadi ?,
Kapan itu terjadi ?,
Dimana kejadiannya ?,
kenapa itu terjadi ?,
Siapa saja yang terkait dengan kejadian itu ? dan
Bagaimana itu bisa terjadi ?
Setelah itu ada dalam bahan yang kita analisis itu merupakan sudah 40% bahan analisis siap.
2. Utility
Utility merupakan salah satu dari tahapan task anlysis. Pada Utility berisi bahwa tugas ini akan diperlukan atau akan bermanfaat untuk siapa. harus jelas bahwa tugas yang akan kita analisis dapat bermanfaat untuk orang lain yang akan membaca tugas yang sudah dianalisis. untuk mengetahui keutilityan dari sebuah tugas analisis kita harus overview dari tugas yang akan kita analisis.
3. Type of Task Analysis
a. Dekomposisi Tugas : memilah tugas ke
sub-tugas beserta urutan pelaksanaannya
b. Teknik bernasis pengetahuan : melihat
apa yang harus diketahui oleh user tentang objek dan aksi yang terlibat dalam
tugas dan bagaimana pengetahuan itu diorganisasikan
Analisa berbasis Relasi-Entitas : pendekatan berbasis objek, dimana penekanannya
pada identifikasi aktor dan objek, relasi dan aksi yang dilakukan. Analisa
tugas dikhususkan untuk mengenali kepentingan user. Beberapa aspek analisa
tugas sangat mirip dengan model kognitif berorientasi-goal. Analisa tugas
cenderung lebih melihat pada apa yang harus dilakukan oleh user sedangkan pada
model kognitif lebih melihat pada proses kognitif internal seseorang dalam
melakukan pekerjaannya (internal mental state), maka granularitasnya biasanya
lebih kecil dibandingkan analisa tugas.
4. Source and Use
Analisis tugas memungkinkan kita
membuat suatu struktur data mengenai tugas, dan hasilnya akan baik jika
didukung oleh sumber data yang baik pula. Proses analisis data tidak
semata-mata mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasikan data dan
mempresentasikan hasil, namun kadangkala kita harus kembali melihat sumber data
tersebut dengan pertanyaan dan padangan baru. Pada prakteknya, keterbatasan
waktu dan biaya menyebabkan seorang analis berusaha mengumpulkan data yang relevan
secepat dan seekonomis mungkin. Bahkan jika dimungkinkan, seorang analis harus
dapat memaksimumkan penggunaan sumber informasi murah yang sudah ada sebelum
melakukan pengumpulan data yang memakan biaya.
Berikut ini adalah beberapa sumber
informasi yang dapat diper gunakan untuk membuat analisis tugas :
a. Dokumentasi
Sumber data yang mudah didapat
adalah dokumentasi yang telah ada di organisasi seperti buku manual, buku
instruksi, materi training dan lain sebagainya. Dokumen-dokumen ini umumnya
berfokus pada item tertentu dalam suatu peralatan atau software komputer.
Dokumen manual peralatan tertentu misalnya, mungkin hanya memberikan informasi
mengenai fungsi dari peralatan tersebut tidak bagaimana peralatan tersebut
digunakan dalam pengerjaan suatu tugas. Selain itu juga mungkin terdapat
dokumen peraturan perusahaan dan deskripsi tugas yang memberikan informasi
mengenai tugas tertentu dalam konteks yang lebih luas. Namun perlu
diperhatikan, dokumentasi jenis ini hanya memberitahukan bagaimana seharusnya suatu
pekerjaan dilakukan bukan bagaimana sebenarnya seseorang melakukan pekerjaan
tersebut.
b. Observasi
Observasi langsung baik secara
formal maupun informal perlu dilakukan jika seorang analis ingin mengetahui
kondisi dari pengerjaan tugas. Hasil observasi dan dokumentasi yang ada dapat
digunakan untuk analisis sebelum memutuskan untuk melakukan pengumpulan data
dengan tehnik lain yang memakan biaya. Observasi dapat dilakukan di lapangan
atau dalam sebuah laboratorium. Jika observasi dilakukan di lapangan analis
dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya dari proses pengerjaan tugas.
Sebaliknya, pada observasi yang dilakukan di labor atorium, analis dapat dapat
lebih mengendalikan lingkungan dan umumnya tersedia fasilitas yang lebih baik.
Observasi juga dapat dilakukan secara aktif dengan memberikan pertanyaan atau
secara pasif dengan hanya memperhatikan obyek ketika sedang bekerja.
c. Wawancara
Bertanya pada seorang yang ahli pada
bidang tugas yang akan dianalisis seringnya merupakan cara langsung yang cepat
untuk mendapatkan informasi mengenai suatu tugas. Ahli tersebut bisa saja si
manager, supervisor, atau staf yang memang mengerjakan tugas tersebut.
Wawancara kepada ahli sebaiknya dilakukan setelah observasi. Hasil observasi
dapat direfleksikan dengan wawancara untuk mengetahui perilaku atau kondisi
yang diinginkan dan tidak diinginkan.
d. Analisis Awal
Setelah data diperoleh dari beberapa
sumber seperti buku manual, observasi maupun wawancara, maka detail analisis
dengan berbagai metode yang ada dapat mulai dilakukan. Untuk tahap awal, dapat
dilakukan dengan mendaftar obyek dan aksi dasar. Cara mudah yang dapat ditempuh
adalah dengan menelusuri dokumen-dokumen yang ada dan mencari kata benda yang
akan menjadi obyek, serta kata kerja yang akan menjadi aksi. Namun hal ini
tidaklah selamanya cukup. Tidak mudah mengenali posisi obyek dan aksi tersebut
dalam dokumen terutama untuk obyek atau aksi yang dijelaskan secara implisit.
e. Pengurutan dan Klarifikasi
Ada beberapa tehnik untuk membuat
klasifikasi dan pengurutan entri berdasarkan beberapa atribut. Beberapa analis
melakukan pengurutan dan klasifikasi sendiri, namun ada juga yang dibantu oleh
ahli berdasarkan bidang analisis. UIMS sebagai arsitektur konseptual : Isu
utama adalah bagaimana memisahkan antara semantic aplikasi dan interface yang
tersedia bagi user. Banyak argument yang baik untuk mendukung pemisahan ini,
yaitu : Portability : agar aplikasi yang sama dapat digunakan di system yang
berbeda maka membuat aplikasinya sebaiknya terpisah dari interface
device-dependent-nya. Reusability : pemisahan meningkatkan komponen untuk dapat
digunakan kembali agar dapat mengurangi biaya. Multiple interfaces : untuk
meningkatkan fleksibilitas aplikasi yang interaktif, beberapa interface yang
berbeda dibuat untuk mengakses fungsionalitas yang sama. Customization :
interface user dapat dikustom oleh desainer dan user untuk meningkatkan
keefektifan tanpa mengubah aplikasi
DAFTAR PUSTAKA
http://saly-enjoy.blogspot.com/2013/04/analisa-tugas.html
Agusshinta, Dewi dan Ida Ayu Yuli Primashanti. 2007. Interaksi Manusia dan Komputer. Universitas Gunadarma